SIMBIOSIS PARASITISME – Pada simbiosis jenis ini salah satu pihak akan mendapat keuntungan yang berasal dari organisme yang menjadi pasangannya. Organisme yang mendapat makanan (keuntungan) kebanyakan berukuran lebih kecil daripada makhluk hidup yang diambil makanannya (dirugikan).
Secara umum terdapat 3 jenis simbiosis, yaitu simbiosis mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. Pada artikel kali ini akan dibahas secara lengkap mengenai simbiosis parasitisme. Pada tulisan di bawah akan dijelaskan pengertian dan contoh-contohnya, agar Anda menjadi lebih paham dan mengerti.
Contoh Simbiosis Parasitisme
Adanya simbiosis parasitisme sangat diperlukan guna menjaga kelangsungan hidup organisme didalam suatu ekosistem. Coba saja kalian renungkan dan bayangkan apa yang akan terjadi jika seluruh serangga habis dibasmi dan musnah.
Akibtanya adalah tumbuhan-tumbuhan yang penyerbukannya bergantung pada perlindungan serangga tidak akan sanggup membuahkan biji sehingga lambat laun menjadi punah. Hal ini tentu akan mengganggu keseimbangan ekosistem.
1. Hubungan Cacing Pita dengan Manusia
Sedangkan manusia justru mengalami kerugian. Hal ini karena sari-sari makanan yang seharusnya digunakan dalam metabolisme manusia jadi berkurang akibat keberadaan cacing pita. Kehadiran cacing pita ini menyebabkan penyakit yang disebut taeniasis dan sistiserkosis. Biasanya penderita akan mengalami pusing dan mual.
2. Interaksi Tali Putri dengan Inangnya
Semakin lama tali putri tidak hanya “sedikit menghisap” nutrisi dari inangnya. Bahkan, tali putri juga dapat beradu memperebutkan area dan pembagian cahaya matahari dengan inangnya. Padahal awalnya hanya ia hanya melilitkan sulurnya pada bagian bawah tangkai tumbuhan inang.
Selanjutnya secara perlahan ia dapat bergerak naik dan secara bergerombol “hinggap” dan menutupi tumbuhan inang. Hingga akhirnya tumbuhan inangnya menjadi layu, kering, dan mati.
3. Interaksi Benalu dengan Inangnya
Pola interaksi benalu dan inangnya juga termasuk salah satu contoh simbiosis parasitisme. Benalu sesungguhnya memiliki klorofil dan dapat melakukan proses fotosintesis secara mandiri. Namun ia mengambil alih air dan unsur hara (mineral) yang berasal dari inangnya.4. Interaksi Cacing Tambang dengan Inangnya
Cacing tambang yang hidup di di dalam usus terlampau merugikan manusia. Mereka menyerap darah manusia melalui pori usus dan mengakibatkan manusia mengalami gejala anemia (kekurangan darah). Dari sistem tersebut, mereka mendapatkan keuntungan karena bisa mendapatkan makanan untuk pertumbuhannya.Di dalam tubuh manusia, cacing tambang ini bergerak bersamaan dengan aliran darah. Ia menuju jantung kemudian paru-paru, tenggorokan, dan tertelan masuk ke dalam usus. Pada bagian usus ini, larva cacing tambang yang telah dewasa menghisap darah. Setiap satu ekor cacing tambang jenis N. Americanus dapat menyerap darah sebanyak 0,00 s hingga 1 cc setiap harinya.
5. Kutu dan Binatang Tempat Dia Tinggal
6. Rafflesia Arnoldi dan Inangnya
7. Tikus dan Petani
8. Alang-alang dan Tanaman Produksi
Selain itu, alang-alang temrasuk gulma dikarenakan ia mengeluarkan senyawa alelopati. Senyawa ini adalah racun yang dikeluarkan oleh alang-alang untuk mencegah pertumbuhan tanaman produksi.
9. Jamur Panu dengan Manusia
Contoh simbiosis parasitisme yang berikutnya bisa kita temukan pada pola interaksi antara jamur panu dengan manusia. Jamur panu mendapatkan keuntungan karena ia mendapatkan tempat hidup sekaligus makanan dari penyerapan protein di kulit manusia, namun manusia dalam hal ini mendapat kerugian karena menjadi gatal dan merasa tidak nyaman.10. Cacing Hati dan Sapi
Hubungan cacing hati dan sapi hampir sama seperti adanya cacing pita dalam usus manusia. Perbedaannya adalah jenis cacing yang berbeda serta tempat cacing ini tinggal yaitu pada hati sapi. Cacing hati yang berada pada hati sapi tersebut mendapatkan keuntungan karena bisa memperoleh makanan dari sapi.Sedangkan sapi sebagai inangnya merasa dirugikan karena kesehatannya bisa terganggu dan menyebabkan penyakit.
11. Lalat Buah dan Buah-buahan
Lalat buah yang menyerang adalah lalat betina. Lalat tersebut menyerang dengan menusukkan alat peletak telurnya (ovipositor) ke dalam buah. Tujuannya adalah untuk menempatkan telur-telur mereka di dalam buah. Dimana setelah itu telur-telur tersebut akan menetas menjadi larva dan berkembang.
Larva inilah yang akan merusak daging buah. Sehingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum tua/masak. Buah yang gugur ini bisa menjadi biang serangan generasi selanjutnya terkecuali jika dilakukan pemusnahan dengan segera.
12. Kutu dan Manusia
Kutu memperleh keuntungan dikarenakan ia mendapat makaanan dengan cara menghisap darah dari kulit manusia. Sedangkan manusia rugi manusia merasa dirugikan karena gara-gara dihisap darahnya. Selain itu kehadirang kutu sangat mengganggu karena menyebabkan rasa gatal dan tidak nyaman.13. Interaksi Ikan Pearl dengan Timun Laut
Ikan Pearl akan memakan jaringan pernapasan dan gonad yang dimiliki Timun Laut. Timun Laut tidak akan mati karena mereka mempunyai kemampuan regeneratif untuk menumbuhkan organ-organnya yang hilang. Saat ikan Pearl meninggalkan Timun Laut untuk mencari makan, mereka mengikuti aroma kimia dari tubuh timun laut. Sehingga membuat mereka bisa kembali lagi ke anus Timun Laut itu.
Demikianlah artikel mengenai simbiosis parasitisme. Semoga dengan penegertian dan contoh simbiosis parasitisme ini, Anda bisa memahami dengan baik interaksi antara kedua organisme ini. Baca uga artikel lainnya mengenai simbiosis mutualisme dan komensalisme, agar Anda bisa mengetahui dengan jelas perbedaannya. Salam.
SUMBER : https://informazone.com/simbiosis-parasitisme/
0 komentar:
Posting Komentar